Menteri Pertanian Serahkan Bantuan Alat Mesin Pertanian ke Petani Karawang

Space Iklan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen padi di Kabupaten Karawang. (Foto: Kementerian Pertanian)

Karawang, InfoInfrastruktur.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) kepada kelompok petani di Kabupaten Karawang, Sabtu (06/06/2020). Dalam kunjungan kerja ini, Menteri juga melakukan panen padi di Kabupaten Karawang serta memberikan sejumlah bantuan asuransi  dan KUR.

Bantuan Alsintan berupa traktor roda empat secara simbolis diberikan kepada Kelompok Tani Mulya Bakti dari Desa Bayur lor, Kecamatan Cilamaya Kulon. Bantuan traktor roda dua diterima simbolis oleh Kelompok Tani Dwi Sri di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon.

Kemudian bantuan pompa air diterima secara simbolis oleh Kelompok Tani Gemar dari Desa Sukamulya, Cilamaya Kulon. Total alokasi bantuan Alsintan di Karawang adalah 3  unit traktor roda empat, 10 unit traktor roda dua, dan 5 unit pompa air dengan nilai sejumlah Rp1.621.620.000.

Dalam kesempatan itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo menyampaikan betapa pentingnya pertanian. Maka dengan kebersamaan dan kepaduan dari semua pihak untuk melakukan keberpihakan pada pertanian agar dapat bergerak dan berakselerarsi dengan cepat mengupayakan seluruh kekuatan petani untuk memenuhi pangan negeri. 

“Alsintan ini akan sangat membantu dan  memudahkan petani dalam percepatan tanam. Maka alsintan ini harus dipergunakan dan dikelola sebaik-baiknya sehingga produktivitas pertanian dapat terus meningkat, “ kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy yang turut mendampingi kunjungan kerja Menteri Pertanian.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo secara simbolis juga menyerahkan klaim gagal panen program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk para petani di Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. 

Untuk periode Maret – Mei 2020, luas lahan pertanian yang diganti melalui program Pengembangan AUTP mencapai 506,12 Hektar atau senilai Rp3.036.720.000. 

Selain klaim AUTP, Menteri Pertanian juga menyerahkan Klaim Asuransi Usaha Ternak Sapi Kerbau (AUTSK) sebanyak dua ekor sapi atau senilai Rp15.200.000.

Menurut Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhy mengungkapkan, klaim tersebut dibayarkan setelah melalui survei kerusakan lahan dan kematian ternak yang dilakukan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) selaku pelaksana program.

“Sebagai tambahan informasi, lahan pertanian yang dapat diklaimkan harus memiliki kerusakan minimal 75 persen. Kerusakan atau gagal panen tersebut bisa dikarenakan hama, baik itu tikus atau wereng, serta musibah banjir maupun kekeringan,” katanya.

Sarwo Edhy menjelaskan, petani yang ingin mengasuransikan lahan pertaniannya bisa mendaftar pada Dinas Pertanian dengan membayar premi Rp36.000 tiap musim tanam. Setelah premi dibayarkan, akan keluar polis yang berlaku selama satu musim tanam, yakni 4-6 bulan.

Lanjutnya, premi yang dibayarkan ini menjadi sangat rendah karena mendapat subsidi dari pemerintah dari yang seharusnya Rp180.000 per hektar, sebesar 80 persennya ditanggung pemerintah.Sementara harga pertanggungan yang akan diterima petani jika sawahnya mengalami 100 persen kerusakan adalah sebesar Rp6.000.000 per hektar. Jika tidak terjadi kerusakan, maka premi tersebut hangus.

Untuk AUTSK, kata Sarwo Edhy, premi yang dibayarkan adalah Rp40.000 per ekor untuk jangka waktu satu tahun setelah mendapat subsidi dari pemerintah senilai Rp160.000 per ekor dari biaya premi yang awalnya Rp200.000 per ekor. Dan akan diganti senilai Rp 10.000.000 per ekor bila mengalami kematian ternak.

“Biasanya petani hanya pada musim tertentu mengasuransikan lahan pertaniannya, seperti jika dirasa akan terjadi banjir atau serangan hama. Namun dengan adanya program ini, petani bisa mendaftar setiap musim tanam dengan biaya premi yang sangat ringan,“ ujar Sarwo Edhy lagi.

Di tempat yang sama dilakukan juga penyerahan KUR Pertanian dari BNI yang diterima secara simbolis oleh Nayim sebesar Rp 25.000.000, dan Atang Rp25.000.000. Sementara KUR Pertanian dari BRI juga diserahkan secara simbolis dengan total Rp50.000.000.000 kepada dua penerima.

Bank Mandiri juga menyerahkan KUR mikro pertanian secara simbolis pada acara ini dengan total Rp250.000.000 yang diterima oleh 4 orang petani. Hingga 4 Juni 2020 realisasi penyaluran KUR Sektor Pertanian Provinsi Jabar untuk Kabupaten Karawang mencapai Rp98.253.000.000, lebih dari target Rp. 94.276.000.000.

“Serapan KUR di Kabupaten Karawang sudah melebihi dari yang ditargetkan. Kami sangat mengapresiasi semangat dari seluruh pihak yang telah memanfaatkan dana KUR pertanian ini untuk meningkatkan produksi pangan,” pungkas Sarwo Edhy.

Sementara Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedy Mulyadi yang turut hadir dalam kunjungan kerja Menteri Pertanian, mengatakan keberpihakan dan kepercayaannya kepada pertanian. “Saya yakin, dengan Pak Mentan Syahrul Yasin Limpo yang merupakan pejuang tangguh mulai dari Lurah, Bupati, Gubernur, hingga jadi Mentan sudah bisa teratasi semua,” tutur Dedy.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dalam sambutannya juga  mengatakan pertanian sangat penting, karena pertanian adalah penghasil pangan.

“Karena, sehebat apa pun teknologi yang ada saat ini, kalau tidak ada pangan bisa membahayakan. Masyarakat tidak memakan beton, tidak memakan komputer dan lainnya. Masyarakat memakan pangan hasil petani. Oleh karena itu, kehadiran Mentan saya harap membawa dampak positif buat keberlangsungan pertanian Jawa Barat. Apalagi Jawa Barat adalah penghasil padi kedua nasional,” tuturnya.

Uu Ruzhanul Ulum juga meminta kepada masyarakat petani untuk tidak menjual sawah, sekalipun harganya mahal. Karena sawah yang dijual bisa berubah fungsi dan mengurangi produktivitas pangan. (Mbayak Ginting)

Loading

Space Iklan

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*