
Bandung, InfoInfrastruktur.com – Selama ini perkembangan perekonomian di utara Jawa Barat berkembang pesat, karena didukung infrastruktur jalan jalur pantai utara (pantura) yang menghubungkan ujung barat hingga ujung timur, bahkan sampai wilayah Jawa Tengah.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan infrastruktur di selatan Jawa Barat (Jabar). Maka, sejak lama Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencanangkan Program Jalur Horizontal Tengah Selatan – Jabar.
Program Jalur Horizontal Tengah Selatan – Jabar atau disebut Jalur Tengah Selatan (JTS) merupakan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan jalan horizontal tengah pada jalur Jabar Selatan yang menghubungkan Sukabumi hingga Pangandaran.
“Feasibility study-nya dilakukan sejak tahun 2015. Tahun ini, kami pastikan trasenya dan tahun depan mulai pengerjaannya,” ungkap Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat A Koswara MP, beberapa waktu lalu.

Dikutip InfoInfrastruktur dari http://dbmtr.jabarprov.go.id/, Koswara mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadikan pentingnya pembangunan JTS. Pertama, disparitas perkembangan wilayah Jabar bagian utara/tengah dengan selatan. Kedua, potensi pengembangan Jabar selatan untuk peningkatan ekonomi daerah sangat tinggi. Selanjutnya, kondisi geografis dan karakter alam yang menarik yang menjadi ciri khas wilayah ini.
“Selain itu, proyeksi pertumbuhan penduduk di masa depan, sehingga diperlukan layanan infrastruktur yang baik dan terkoneksi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya,” ujar Koswara. Diprediksi, pada tahun 2039, Jabar selatan akan menjadi kawasan perkotaan baru.
Oleh karena itu, bakal dibutuhkan layanan jaringan jalan jalur horizontal. Pasalnya, selama ini untuk menuju suatu lokasi yang sekadar berbeda kecamatan saja harus berputar lumayan jauh, sehingga menghabiskan waktu tempuh cukup lama. “Selain itu, potensi wisata di sekitar koridor jalur tersebut sangat banyak dan tersebar,” lanjut Koswara.

Berdasarkan latar belakang itu, tujuan pembangunan JTS adalah meningkatkan konektivitas pusat pertumbuhan / PKL / PKW / sentra pertanian / pariwisata di wilayah tengah Jabar selatan. Juga untuk mengurangi disparitas pembangunan dan mengejar ketertinggalan kemajuan Jabar selatan agar berkembang seperti wilayah-wilayah lainnya.
Saat melakukan melakukan ekspose di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Koswara menjelaskan empat nilai strategis pembangunan JTS.
Pertama, mendorong pemerataan pembangunan wilayah Jabar selatan. Kedua, mendorong perwujudan rencana struktur (pusat kegiatan) ruang sesuai RTRW Jabar. Ketiga, membuka potensi dan mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar selatan. Terakhir, meningkatkan aksesibilitas dan antisipasi peningkatan pelayanan mobilitas penduduk yang makin tinggi.
Rencana pembangunan JTS sejatinya sudah tertuang dalam dokumen perencanaan RTRW Provinsi Jawa Barat. Bahkan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018 – 2023, pembangunan JTS sudah ditetapkan sebagai jalan strategis yang akan dibangun atau ditingkatkan.

Adapun ruas-ruas JTS terbagi dalam dua segmen. Pertama, Segmen Barat dengan total panjang 110,06 km. Segmen ini terdiri atas jalur Lengkong – Sagaranten (23,08 km), Sagaranten – Tanggeung (30,14 km), Tanggeung – Padasuka (43,88 km), Cipelah – Rancabali (12,96 km).
Selanjutnya, Segmen Timur yang terdiri atas Ciwidey – Pangalengan (24,62 km), Pangalengan – Cikajang (37,67 km), Cikajang – Bantarkalong (65,48 km), Bantarkalong – Kertahayu (82,43 km). Total Segmen Timur sepanjang 211,20 km.
Total seluruh ruas JTS yang akan ditingkatkan sejauh 321,26 km, yang meliputi trase ruas JTS – Jabar Selatan, Lengkong – Sagaranten – Tanggeung – Padasuka – Cipelah – Rancabali – Ciwidey – Pangalengan – Cikajang – Bantarkalong – Kertahayu.
Pembangunan JTS diperkirakan berdasarkan rencana anggaran biaya panjang jalan di dua segmen, biaya konstruksi, luas kebutuhan lahan serta biaya kebutuhan lahan.
Dengan panjang jalan 321,26 km, diperkirakan membutuhkan lahan seluas 1.956.700 m, biaya konstruksi sebesar Rp2.088.190.000.000, serta biaya kebutuhan lahan Rp587.099.880.000. Total biaya pembangunan JTS diperkirakan Rp2.675.199.880.000. (Penulis: Mbayak Ginting/DK)
Be the first to comment