Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian merehabilitasi saluran irigasi melalui kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Kabupaten Boyolali. (Foto: pertanian.go.id)
Boyolali, InfoInfrastruktur.com – Direktorat Jendral (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian merehabilitasi saluran irigasi melalui kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Kabupaten Boyolali.
Dengan pelaksanaan RJIT ini, sekitar 50 hektare lahan dapat diairi di Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Dukungan untuk RJIT ini diberikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, water management sangat dibutuhkan dalam pertanian.
“Untuk memastikan air bisa mengalir ke lahan pertanian, dibutuhkan water management yang baik. Salah satunya seperti kegiatan RJIT. Tujuannya, agar indeks pertanaman meningkat. Dari yang tadinya cuma 1 kali tanam dalam setahun, bisa 2 kali hingga 3 kali tanam. Produksi juga bisa meningkat,” kata Menteri.
Menurut Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy, kegiatan RJIT dilakukan di Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, melalui Gapoktan Bumi Mulya yang diketuai Sri Waluyo.
“Kegiatan RJIT kita lakukan di Boyolali sebab kondisi existing saluran banyak mengalami kebocoran. Akibatnya, air tidak sampai ke bagian hilir dan tidak mampu mencukupi kebutuhan pertanian di sana. Makanya kita buat aliran air normal kembali dan kita tambah jumlah lahan yang terairi,” tuturnya, Selasa (1/9/2020).
Sarwo Edhy menjelaskan, kegiatan RJIT ini dilakukan dengan memanfaatkan sumber air dan Dam Sapian. Dampak, sebanyak 22 hektare (ha) lahan area Desa Metuk bisa teraliri, begitu juga dengan 28 Ha area lahan persawahan di Desa Mbrayang.
“Pelaksanaan pekerjaan kegiatan RJIT ini berlangsung kurang lebih selama 30 hari kerja. Dari transfer kita lakukan bulan Maret, kemudian dilakukan pekerjaan fisik dan selesai akhir April 2020,” jelas Sarwo Edhy, dikutip InfoInfrastruktur dari pertanian.go.id.
Konstruksi irigasi yang direhabilitasi berupa pemasangan batu kali (saluran satu sisi), dengan dimensi lebar atas 0,3 m, lebar pondasi 0,4 m, tinggi 0,7 m, dan panjang 292 m.
Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas pertanian yang saat ini sekitar 6,8 ton/Ha sampai 7 ton/Ha berubah menjadi 8,6 ton/Ha – 9,6 ton/Ha
Be the first to comment