BANDUNG, InfoInfrastruktur.com – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar) Dedi Supandi menjadi narasumber kegiatan “Penumbuhan Pancasila dalam Sektor Pendidikan” yang digelar oleh DPRD Jabar di Grand Sunshine, Jalan Raya Soreang No. 06, Kabupaten Bandung, Kamis (17/6/2021).
Dedi Supandi mengatakan, dengan Program Pendidikan Juara yang digagas oleh Disdik Jabar, penanaman nilai-nilai Pancasila telah teraplikasi melalui Program Jabar Masagi.
“Implementasi pendidikan karakter juga harus dioptimalkan melalui peran tri pusat pendidikan, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Dedi menjelaskan, diperlukan peran guru masa kini yang tidak hanya cakap mengajar, tapi juga mampu menjadi katalisator, fasilitor, dan penghubung bagi siswa.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang hadir secara virtual berpesan agar pendidikan kepancasilaan ditanamkan dalam keseharian.
Sementara Ketua Komisi I DPRD Jabar Bedi Budiman mengatakan, ada beberapa muatan yang berhasil didapatkan dalam agenda Parlemen Mengabdi Tahun 2021, di antaranya terdapat sebuah gambaran oprasional pembudayaan Pancasila yang dapat diterapkan pada jenjang pendidikan menengah.
“Karena jenjang pendidikan menengah sangat penting dalam menyiapkan generasi-generasi yang lebih baik. Kalau kita berbicara tentang Indonesia emas pada tahun 2045, merekalah yang akan menjadi calon genarasi penerus pada tahun tersebut” ucap Bedi dalam press conference Parlemen Mengabdi Tahun 2021 di Grand Sunshine Hotel, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (17/6/2021).
Bedi menambahkan, terdapat permasalahan-permasalahan yang harus digagas dan dibenahi terkait pembudayaan Pancasila, di antaranya sumber ajaran kemudiam metode atau cara mengajar Pancasila.
“Persoalannya, bagaimana buku ajaran pancasila ini yang awalnya teks harus disampaikan oleh para guru dengan menggunakan kalimat yang bisa dimengerti karena ini harus dihayati,” ujarnya.
“Mata pelajaran PPKN berbeda dengan mata pelajaran yang lain, PPKN ini harus memunculkan suatu penghayatan yang akan membentuk karakter siswa dan ini tidak mudah”katanya.
Bedi mengungkapkan, para guru PPKN telah menyampaikan bahwa saat ini dibutuhkan sebuah langkah bersama agar mapel PPKN tidak menjadi sebuah mata pelajaran penunjang yang diangggap kurang penting.
“Pada hakikatnya output mata pelajaran ini sangat penting, oleh karena itu bagaimana guru-guru ini bisa menjadi penutur yang baik. Tadi sempat ada konsepsi sosiodrama, sehingga tidak hanya secara kognitif namun secara psikomotirik dapat terlibat,” paparnya. (Gin)
Be the first to comment